Medan — Dewan Eksekutif Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (DEMA-U UINSU) menyampaikan keprihatinan mendalam atas berbagai persoalan yang saat ini terjadi di lingkungan kampus.
Sekretaris DEMA-U menegaskan bahwa kondisi ini tidak boleh dibiarkan, sebab secara langsung berdampak pada kualitas akademik, kesejahteraan mahasiswa, serta citra universitas sebagai lembaga pendidikan tinggi Islam negeri.
“UINSU sebagai kampus besar seharusnya menjadi contoh dalam tata kelola pendidikan yang transparan, akuntabel, dan berpihak kepada mahasiswa. Namun, realitas yang kami temui justru menunjukkan sebaliknya. Karena itu, kami merasa perlu menyuarakan tuntutan,” tegas Sekretaris DEMA-U.
Adapun beberapa poin tuntutan yang disampaikan antara lain:
UKT yang mencekik mahasiswa. Biaya kuliah yang tinggi tidak sebanding dengan fasilitas dan layanan akademik yang diterima. Setelah melakukan survei, tidak sedikit Mahasiswa/i baru yang keberatan dengan hasil UKT yang di terima. Tentu saja serta ada juga yang kecewa dengan hasil pengolahan data yang di lakukan dalam proses penentuan UKT. Ini juga dapat menjadi aspek Penurunan angka mahasiswa baru dari tahun 2024 kemarin di tahun 2025 ini mencapai angka 600 Orang setelah 2 kali proses pembukaan ujian mandiri.
Pengembangan fasilitas yang tidak signifikan. Sebagai salah satu Universitas yang mengemban gelar unggul, Fasilitas UIN Sumatera Utara juga harusnya mendapatkan perkembangan. Namun sampai saat ini tidak terlihat pengembangan fasilitas yang mendukung Mahasiswa tidak hanya dalam segi akademik namun juga pengembangan minat bakat. Sebagai contoh Sekret DEMA-U/SEMA-U sampai saat ini belum di berikan fasilitas yang layak dan beberapa UKK UKM juga mengeluhkan hal yang sama. "Ini dapat menjadi salah satu aspek penilaian terhadap visi rektor UIN-SU hari ini yaitu Smart Islam University gagal di wujudkan" Kata Tegar. Padahal jika kita menilai dari UKT yang ada hari ini serta pemakaian-pemakaian fasilitas lainnya oleh Ormawa yang dikenakan biawa harusnya sampai saat ini UIN Sumatera Utara sudah layak untuk memenuhi fasilitas ORMAWA, UKK UKM dan penambahan fasilitas lainnya seperti gor mini.
Dalam media Instagram UIN-SU terlihat juga beberapa penandatanganan MoU (Momerandum of Understanding) dengan banyak perusahaan yang sampai saat ini hasilnya tidak dapat di rasakan oleh Mahasiswa dalam skala besar, sehingga ini memicu pertanyaan MoU apa yang di tanda tangani dan kemana arah MoU tersebut serta bagaimana pengelolaannya?
Sekretaris DEMA-U menegaskan bahwa Rektor UIN-SU terkesan minim untuk berdiskusi dengan Mahasiswa, jika persoalan ini tidak segera diselesaikan, pihaknya akan menggalang dukungan mahasiswa untuk mengkritik permasalahan-permasalahan ini secara tegas. “Kami menuntut agar pimpinan UINSU untuk lebih transparansi dan mengevaluasi jajaran dibawahnya karena masih banyak oknum yang menjadikan uinsu sebagai proyek pribadi serta menghadirkan kebijakan yang benar-benar berpihak pada kepentingan mahasiswa. Jika tuntutan ini diabaikan, kami memintak Rektor UINSU agar mundur dari jabatan sebagai pemimpin UINSU karena kami anggap gagal dalam memperbaiki kampus uinsu hampir 3 tahun lebih. Dan kami siap melakukan langkah konstitusional mahasiswa sebagai bentuk kontrol sosial,” pungkasnya.